Hari sabtu kemarin, saya mengunjungi kota
gudeg dengan sejuta keistimewaanya bersama seorang teman saya dengan tujuan
saat itu untuk belanja bahan baku kopi untuk kedai kopi saya serta beberapa
kerperluan lain. Dan yang yang pasti untuk sekedar bernostalgia dengan suasana
kota yang satu ini.
Kami berangkat dari kebumen sore sekitar
pukul 16.00. sampai disana waktu menunjukkan pukul 20.00 karena selama
perjalanan, kami banyak berhenti untuk istirahat serta mengisi bahan bakar
motor yang kami kendarai.
Malam itu kebetulan malam minggu, jadi
sesampainya di Jogja, tidak lama setelah sampai di kontrakan salah satu teman
saya, kami langsung keluar lagi untuk bermalam minggu di Jogja.
Tujuan pertama, kami menyambangi Kembang
Kopi Jogja, yang merupakan kedai kopi milik teman saya waktu saya masih
berstatus pelajar di Jogja. Meskipun sudah berpindah lokasi kedai, tetapi
suasana ramah dari keluarga Kembang Kopi Jogja masih sangat terasa, sama
seperti dulu.
Tidak lupa kami pesan Single Origin untuk
menemani perbincangan nostalgia malam itu. Oh iya, saya juga bertemu seseorang,
dia seorang Perempuan yang telah lama berkomunikasi melalu social media, malam
itu dia datang ke Kembang Kopi Jogja sekedar hanya untuk minum kopi. Karena
kami belum pernah bertemu sebelumnya, kami tidak berani saling sapa, sampai
salah seorang teman saya mengenalkan perempuan tadi, yang ternyata itu adalah
perempuan yang sudah lama berkomunikasi dengan saya lewat social media. Namanya
Intan, dia sosok perempuan yang cantik dengan lirikan yang tajam, postur mungil
tapi tidak terlalu mungil yang membuatnya semakin manis. Tak heran kalau
penghuni Kembang Kopi Jogja menyebutnya Intan si Mbak Imut. Sampai sekitar
pukul 00.00, kami melanjutkan untuk sekedar berkendara menikmati kota Jogja. Melewati
Jl. Malioboro yang sudah tidak seperti dulu, kini Jl Malioboro sudah lebih
tertata dengan di maksimalkannya fasilitas untuk pejalan kaki, serta
bangku-bangku yang berjajar sepanjang pedestrian Jl. Malioboro.
Berlanjut ke Tugu yang merupakan salah satu
ikon dari Jogja. Kami berhenti lumayan lama di Tugu, untuk sekedar berfoto ria
sambil mengamati keriuhan anak-anak muda malam minggu itu. Ternyata masih
seperti dulu, Tugu masih menjadi tempat yang asik untuk berfoto ria saat malam
minggu.
Sampai waktu menunjukkan pukul 02.00 kami
melanjutkan perjalanan ke kontrakan untuk beristirahat sambil makan sahur.
Joga masih saja Istimewa seperti dulu kala
ketika saya meniggalinya, dengan keramahan masyarakatnya yang masih sangat
hangat terasa. Nostalgia dua hari di Jogja membuat saya ingin berlama-lama
tinggal di Jogja, karena kenangannya yang tak akan pernah terlupa saat saya
masih berstatus mahasiswa. Dari kisah menjadi seorang anak kos, kisah
percintaan, kenakalan, dan masih banyak yang lainnya. Haaah… selalu saja
dibikin ingin kembali lagi olehnya.
JOGJA ISTIMEWA.
J
Note :
-
Terima kasih untuk kenangannya Kembang Kopi Jogja. Mas
Edy, Dedi, Intan, Dkk
-
Terima kasih untuk tumpangan menginap selama di Jogja.
Gobog, Roni, Dkk
Terima
kasih JOGJA
0 comments:
Post a Comment