Kita hidup di bumi ini tak lepas dari
"ngomongin" dan diomongin orang-orang disekitar kita tinggal. Tidak
peduli itu tentang hal baik ataupun sebaliknya, iya to??. Saya ada beberapa
cerita tentang orang-orang yang saya anggap bisa jadi topik omongan dalam
postingan ini, yang saya alami hari kemarin.
1. Orang di Puskesmas yang tiba-tiba nagih
uang parkir
Ada sekelumit cerita yang sepertinya masih bikin saya entah heran atau
"kesel" ya. Waktu itu di Puskesmas ketika menemani mbak saya yang
akan melahirkan, saya datang ke Puskesmas pakai motor tua kesayangan. Sampai
disana langsung aja parkir di tempat motor lain juga terparkir disitu. Hal
"nyeleneh" pun terjadi saat saya mau keluar dari Puskesmas untuk
pulang. Tiba-tiba ada orang yang nanya "sendirian mas, orang mana?"
ya saya jawab "iya sendirian, orang deket situ pak." Langsung saja
saya menuju ke motor saya, mengeluarkannya
dari tempat kerumunan motor tadi, tapi tiba-tiba si bapak yang nanya-naya itu
manggil, "mas, mas!!" sambil ngasih kode minta uang gitu. Ya saya
Tanya, "bayar po pak?", si bapak cuma ngangguk.
Yang bikin "kesel" itu ya, jelas-jelas di depannya tertulis
PARKIR GRATIS, banyak, nggak cuma satu tulisan aja. Terus waktu minta uang
parkir kok ya "nggak" mau "nyamperin" harus saya yang
"nyamperin" tuh bapak.
Uang parkir-nya sih gak ada maslah, cuma yang bikin kesel itu, kenapa masih
ditarik uang parkir padahal jelas tertulis PARKIR GRATIS, jadi terkesan
pemerasan. Kemudian kenapa bapak parkir tidak berani menghampiri langsung, atau
setidaknya merapihkan tatanan motor disitu, apa karena ada ketakutan ke pihak
Puskesmas? Yang jelas malam itu saya dibuatnya kesal.
2. Keponakan yang ribut gara-gara kulit apel
Kalau ini sedikit lucu, ada rasa bersalah juga yang saya rasakan :D.
Jadi kemarin sore keponakan saya yang paling kecil, laki-laki, minta apel. Tidak
piker panjang, saya ambil apel dari kulkas, potong-potong, terus langsung di
ambil satu potong sama keponakan, TANPA DIKUPAS. Setelah habis satu potong, dia
bilang enak, mau lagi. Berhubung potongan yang satunya sudah saya makan, jadi
harus potong apel lagi, nah kali ini si Embah yang mengambilkannya apel,
langsung saja ambil apel, DIKUPAS, lalu di potong-potong, di kasihkan ke
keponakan saya, dan apa yang terjadi? Keponakan saya tidak mau memakannya,
otomatis si Embah tersinggung atau gimana karena apel pemberiannya tidak
dimakan, maklum sudah tua, mudah terpancing emosinya.
Sambil menasehati si keponakan saya dengan nada yang tinggi, eh malah
jadi tambah nangis deh itu keponakan. Berkali-kali dibujuk buat memakan apel
yang sudah dikupas tadi, tetap tidak mau. Setelah sekian lama menangis di
tempat yang sama seperti setelah menerima potongan apel dari si Embah, saya
inisiatif memberinya potongan apel yang masih ada kulitnya, seketika itu dia
berhenti menangis :D. Dari situ diketahuilah bahwa keponakan saya ini tidak
suka apel yang dikupas, lebih memilih TANPA DIKUPAS.
3. Orang-orang di kedai kopi tadi malam
Tadi malam bisa menjadi malam yang melelahkan bagi saya, tadi malam
sekitar jam sepuluh, kedai saya kedatangan dua orang perempuan, dari
tampilannya sih sangat modis untuk ukuran di desa. Umurnya sudah tidak begitu
muda dilihat dari bentuk badannya serta gaya bicaranya. Mereka berdua memesan
Cappucino dengan latte art diatasnya, tidak berlama-lama, langsung saya
buatkan, karena sedang tidak melayani pesanan lain juga.
Obrolan mereka berdua-pun dimulai. Sampai jam menunjukkan pukul 00.00
mereka masih asik dengan topik obrolannya, serta sibuk update sana-sini dari
smartphone mereka. Saya mulai
bertanya-tanya dalam pikiran saya, "ini cewe dua, sampai jam segini gak
mau pada balik apa? Udah ngantuk nih mata". Sambil menunggu dua perempuan
tadi, daripada tidak ada kerjaan, saya putuskan untuk bermain domino dengan
teman-teman saya yang kebetulan masih di kedai.
Sampai jam 02.00, obrolan dua perempuan tadi masih berlanjut tak kunjung
usai, belum juga nampak rasa gelisah ingin segera pulang. Bagi saya pribadi,
ada perempuan keluar malam sampai selarut itu, merupakan hal yang tidak baik,
mengingat saat ini saya tinggal di desa, tidak seperti di kota-kota besar.
Sekitar pukul 02.30, ada tiga orang laki-laki mendatangi kedua perempuan tadi,
mereka juga seumuran dengan kedua perempuan itu, atau mungkin lebih tua
beberapa tahun. Bersama teman-teman saya, sambil berbisik-bisik, kami
bertanya-tanya, sebenarnya siapa dua perempuan ini?, apa yang mereka kerjakan
sampai sepagi ini?, serta apa profesi sebenarnya? Apakah seorang Pemandu Lagu
(PL) yang bias disewa? :D.
Obrolan mereka baru berakhir saat jam menunjukkan pukul 03.00 dan saya
juga langsung menutup kedai kopi saya dengan masih bertanya-tanya dalam pikiran
saya, pertanyaan yang sama. Mungkin begitu juga dengan teman-teman saya. :D
Begitulah cerita saya hari kemarin tentang beberapa
orang yang saya anggap berbeda dari kebiasan orang-orang yang lain disekitar
saya. Semoga bias menghibur para pembaca yang ingin membacanya. :D
0 comments:
Post a Comment